Pengajian Rutin dan Tadarus Kedokteran Gigi (VIII)

June 5, 2020, oleh: superadmin
Pengajian rutin yang mengambil tema “7 Ciri orang bertaqwa dalam Islam” dilaksanakan pada 3 Juni 2020. Pengajian diawali oleh tadarus yang dilantunkan oleh drg. Wustha. Pengajian yang masih dilakukan secara virtual melalui Microsoft Team ini disi oleh pemateri drg Erwin Setyawan.
Dalam kajiannya, kepala radiolgi RSGM UMY ini mengatkan, “Sudah lebih dari seminggu kita ditinggalkan oleh bulan suci ramadhan. Ibarat suatu diklat, atau workshop, atau pelatihan.” Selama sebulan kita dilatih, digembleng dengan berbagai perkara. Dari sholatnya selain mengerjakan yang wajib yaitu sholat fardlu kita juga disunahkan untuk sholat sunah lail atau tarawih. Mengerjakan puasa, dimana puasa itu ibadah yang tersembunyi karena hanya yang puasa dan Allah yang Tahu. Dengan puasa selain ibadah fisik juga ibadah rohani karena banyak sekali manfaat baik untuk fisik maupun mentalnya. Membayarkan zakat, kita dilatih untuk berbagi rezeki dengan yang lain. Ini semua Allah perintahkan supaya kita bisa menjadi orang yang bertaqwa sesuai QS Al Baqarah 183
Latar belakang sudah diketahui, metode pelatihan sudah ditetapkan, tinggal menunggu hasil pelatihan. Bagaimanakah hasil dari diklat yang kita ikuti ini?
Ketaqwaan seseorang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Terdapat ciri-ciri khususnya yang dimiliki hanya oleh orang yang benar-benar bertaqwa. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri orang bertakwa yang perlu diketahui:

  1. Mengerti ilmu agama

Manusia yang bertakwa yaitu orang yang mengerti ilmu agama. Maka dari itu, terdapat sebuah hadist yang menceritakan tentang setan yang jauh lebih takut pada hamba berilmu yang sedang tidur daripada hamba tak berilmu yang sedang sholat. Maka dari itu, jika ingin meningkatkan ketakwaan, tingkatkanlah ilmu agama.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ النَّاسِ أَكْرَمُ قَالَ « أَكْرَمُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاهُمْ » . قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ . قَالَ « فَأَكْرَمُ النَّاسِ يُوسُفُ نَبِىُّ اللَّهِ ابْنُ نَبِىِّ اللَّهِ ابْنِ نَبِىِّ اللَّهِ ابْنِ خَلِيلِ اللَّهِ » . قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ . قَالَ « فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُونِى » . قَالُوا نَعَمْ . قَالَ « فَخِيَارُكُمْ فِى الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُكُمْ فِى الإِسْلاَمِ إِذَا فَقِهُوا »
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Siapakah orang yang paling mulia?” “Yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara mereka”, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang tersebut berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan”. “Manusia yang paling mulia adalah Yusuf, nabi Allah, anak dari Nabi Allah, anak dari nabi Allah, anak dari kekasih-Nya”, jawab beliau. Orang tersebut berkata lagi, “Bukan itu yang kami tanyakan”. “Apa dari keturunan Arab?”, tanya beliau. Mereka menjawab, “Iya betul”. Beliau bersabada, “Yang terbaik di antara kalian di masa jahiliyah adalah yang terbaik dalam Islam jika dia itu fakih (paham agama).” (HR. Bukhari no. 4689)

  1. Menegakkan sholat

Manusia yang bertakwa yaitu manusia yang selalu menjaga sholatnya. Bahkan meskipun dalam keadaan terseok-seok, ia akan tetap menjalankan sholatnya.
الٓمٓ  ١ ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ  ٢ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ  ٣ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ  ٤
Alif laam miim, Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,  (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.,  dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS. Albaqarah 1-4).

  1. Menjauhi maksiat

Manusia yang bertaqwa akan selalu menjauhi berbagai bentuk kemaksiatan. Meskipun godaan setan hanya berupa kalimat ‘cuma sebentar’ ataupun ‘bisa taubat lagi’ sekalipun, manusia yang bertaqwa akan menjauhi kemaksiatan.
Pernah pada suatu hari, Sa’ad bin Ibrahim rahimahullah ditanya mengenai siapakah orang yang paling faqih di antara penduduk Madinah? Maka beliau menjawab, “Yaitu orang yang paling bertaqwa di antara mereka.” Sebagaimana dikutip oleh Ibnul Qayim dalam Miftah Dar as-Sa’adah (lihat Ta’liqat Risalah Lathifah oleh Abul Harits at-Ta’muri, hal. 44). Lalu apakah pengertian taqwa? Thalq bin Habib rahimahullah mengatakan, “Taqwa adalah kamu mengerjakan ketaatan kepada Allah dengan bimbingan cahaya dari Allah dengan mengharap pahala dari Allah, dan kamu meninggalkan kemaksiatan kepada Allah dengan bimbingan cahaya dari Allah disertai rasa takut akan siksaan dari Allah.” (Tafsir al-Qur’an al-’Azhim )

  1. Mempersiapkan bekal hari akhir

Orang yang bertaqwa selalu mempersiapkan bekal di akhirat. Ia akan beribadah semaksimal mungkin dan memperbanyak amalan agar bisa memiliki bekal untuk diakhirat yang cukup. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al Hasyr ayat 18,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Baca juga:

  1. Puasa

Puasa merupakan  salah satu ciri dari orang bertaqwa yang hanya diketahui oleh Allah SWT karena sesungguhnya amalan puasa adalah amalan tersembunyi. Sebagaimana Allah berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” ( QS. Al-Baqarah:183)

  1. Menepati janji

Menepati janji adalah ciri orang bertakwa yang mana merupakan kebalikan dari orang munafik dan kafir. Setiap kali diberikan amanah atau tanggung jawab, maka ia akan melaksanakan sesuai dengan janjinya. Allah berfirman,
بَلَىٰۚ مَنۡ أَوۡفَىٰ بِعَهۡدِهِۦ وَٱتَّقَىٰ فَإِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِينَ
“(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Imran : 76).
Baca juga:

  1. Rajin sedekah

Ciri lain dari orang yang bertakwa yaitu rajin sedekah. Hamba yang suka menghabiskan hartanya di jalan Allah merupakan hamba yang benar-benar mengetahui bahwa segalanya hanya milik Allah dan sudah seharusnya dikembalikan ke jalan Allah. Allah berfirman,
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَـــافِينَ عَنِ النَّــاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُـحْسِنِــينَ
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) pada saat sarrâ’ (senang) dan pada saat dlarrâ’(susah), dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran: 134)
Diatas merupakan ciri-ciri orang bertaqwa yang perlu diteladani. Namun sungguh hanya Allah yang paling tahu siapa yang memiliki ketaqwaan sesungguhnya. Semoga kita berada dalam barisan orang-orang bertaqwa yang dicintai Allah SWT. Aamin.
Hari ini masih dalam nuansa dan suasana idul fitri, dimana makna dari idul fitri ada bermacam-macam, ada yang memaknai dengan kembali suci, ada yag memaknai dengan hari raya berbuka puasa, ada juga yang memaknai kembali kepada fitrah manusia, dimana fitrah manusia mnrt QS Adz Dzaariyat 56
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku. Pada intinya setelah sebulan berpuasa ini kita harus bisa meraih kemenangan dari segala macam hawa nafsu sehingga bisa menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT